Astaghfirullah, Inilah 7 Kesalahan dalam Menyambut Ramadhan, Nomor 6 Paling Sering Di Lakukan

>
Alhamdulillah, semua puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya. 

Sebentar lagi kita kedatangan tamu dari Allah yang mulia. Pastinya kita sebagai orang Islam begitu bergembira menyambutnya. Tetapi kita tetap harus memperhatikan bebrapa ketentuan syariat mengenainya. Tidak bisa kita melampui batas hingga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan subtansi Ramadhan dan membuat tuntutan-tuntunan baru yang tidak disyariatkan. 


Di bawah ini beberapa kesalahan dan kekeliruan dalam menyambut bln. Ramadhan yang banyak tersebar luas di tengah-tengah masyarakat. 

1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan 

Tidaklah tepat keyakinan kalau mendekati bln. Ramadhan yaitu waktu utama untuk menziarahi kubur orangtua atau kerabat yang di kenal dengan “nyadran”. Kita bisa setiap saat melakukan ziarah kubur supaya hati kita semakin lembut karena mengingat kematian ; dan untuk mendoakan mereka sewaktu-waktu. 

Tetapi masalahnya yaitu bila seorang mengutamakan ziarah kubur pada saat spesifik seperti menjelang Ramadhan dan yakini kalau waktu itu yaitu saat paling utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kesalahan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang mengajarkan hal semacam ini. 

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah di tanya seputar permasalahan ini : " Apakah ziarah kubur pada hari-hari raya halal atau haram? " 

Beliau menjawab : Hal semacam itu tidak mengapa. Setiap saat bisa. Namun mengkhususkannya pada hari raya tidak benar. Yaitu jika mempercayai kalau ziarah pada hari raya lebih utama atau semacamnya. Adapun jika pengkhususan karena waktu yang luang, jadi tidak mengapa karena ziarah tidak ada saat yang khusus. Bisa berziarah di malam hari atau siangnya. Pada hari-hari raya atau selainnya. Tidak ada ketentuannya. 

Tidak ada waktu yang khusus, karena Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda : " (ziarahilah kuburan, karenanya bisa mengingatkan pada kalian akhirat), " dan beliau tidak menentukan waktunya. Jadi setiap muslim bisa menziarahinya di setiap waktu. Pada malam hari dan siangnya. Pada hari-hari raya dan yang lain. Tetapi tidak mengkhususkan hari tertentu dengan maksud kalau hari itu lebih utama dari yang lain. Adapun bila mengkhususkannya karena tidak ada waktu diluar itu jadi tidak mengapa. 

2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan 

Tidaklah tepat amalan beberapa orang yang menyambut bln. Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini dapat tidak ada tuntunannya sekalipun dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. 

Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang di kenal dengan “padusan”) ada pula yang melakukannya dengan ikhtilath campur baur lelaki serta wanita dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh adalah kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan ketentuan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan yang penuh berkah dan rahmat disambut dengan perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah?! 

3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab 

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 

إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَك�'تُبُ وَلاَ نَح�'سِبُ, الشَّه�'رُ هَكَذَا وَهَكَذَا 

“Sesungguhnya kami yaitu umat yang buta huruf. Kami tidak menggunakan kitabah (tulis-menulis) dan tidak juga menggunakan hisab (dalam penetapan bln.). Bln. itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30). ” (HR. Bukhari dan Muslim)Ibnu Bazizah mengatakan, ”Madzhab ini (yang menetapkan awal Ramadhan dengan hisab) adalah madzhab batil. Syari’at sudah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena pengetahuan ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang tentu (qoth’i) atau persangkaan kuat. 

Jadi kalau satu perkara (misalnya penentuan awal Ramadhan, pen, -) hanya dihubungkan dengan ilmu hisab ini jadi agama ini akan jadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini kecuali sedikit sekali. ” (Fathul Baari, 6/156) 

4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya 

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 

لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّه�'رَ بِيَو�'مٍ وَلاَ يَو�'مَي�'نِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَب�'لَهُ فَل�'يَصُم�'هُ 

“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, terkecuali untuk seorang yang punya kebiasaan mengerjakan puasa pada hari itu jadi puasalah. ” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Nasa’i) 

Pada hari itu juga dilarang untuk berpuasa karena hari itu yaitu hari yang meragukan. Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, 

مَن�' صَامَ ال�'يَو�'مَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَد�' عَصَى أَبَا ال�'قَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ 

“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan jadi dia sudah mendurhakai Abul Qasim (yakni Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pen). ” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, disebutkan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi) 

5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…” 

Sesungguhnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazkan niat sejenis ini. Bila hal semacam itu dikerjakan dengan cara berjamaah dengan di pimpin oleh seorang karena tidak ada dasar dari perintah atau perbuatan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, begitu pula dari beberapa sahabat. Letak niat sesungguhnya yaitu dalam hati dan bukanlah dilisan. Imam Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan, 

لَا يَصِحُّ الصَّو�'مَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَل�'بُ وَلَا يُش�'تَرَطُ النُّط�'قُ بِلاَ خِلَافٍ 

“Tidaklah sah puasa seorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan tidak ada perselisihan diantara beberapa ulama. ” (Rauwdhatuth Thalibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah) 

6. Berbelanja Besar-besaran Menjelang Ramadhan 

Rutinitas ini sering dikerjakan kaum ummahat (ibu-ibu). Padahal sebenarnya hal semacam ini jadi bertentangan dengan satu maksud dan tujuan puasa yakni agar kita prihatin dan turut merasakan penderitaan kaum fakir miskin. Bukanlah justru memindahkan waktu makan atau jadi menambah porsi makan kita dari diluar Ramadhan. Terlebih hal seperti bisa menyebabkan kenaikan harga kebutuhan pokok. 

Bila kita bercermin pada beberapa ulama salaf, dimana untuk menyambut Ramadhan mereka lebih mempersiapkan fisik dan mental dengan melakukan pemanasan beribadah di bln. Sya’ban, mungkin untuk mengoptimalkan ibadah di bulan Ramadhan. 

Bila kita melihat kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di bulan Sya’ban seperti diriwayatkan oleh ‘Aisyah Radhiallahu Anha kalau beliau banyak berpuasa dibulan itu. 
Begitu juga beberapa salaf dahulu sudah mulai perbanyak bacaan Al-Qur’an sejak bulan Sya’ban. 
Salamah bin Kuhail berkata : Dahulu kami menyebut bln. Sya’ban sebagai bln. para pembaca Al-Qur’an. 

‘Amru bin Qois ketika masuk bln. Sya’ban beliau menutup tokonya dan menyibukkan dengan membaca Al-Qur’an. 

Diriwayatkan juga dari Imam Malik kalau beliau ketika dibulan Ramadhan mengurangi kesibukan dakwah dan memperbanyak ibadah dan khalwat dengan RaBbnya. Berikut cara beberapa salaf dahulu menyambut bln. Ramadhan yang mulia ini. 

7. Menyambut Ramadhan Membakar Petasan 

Ini jelas dilarang dalam Islam. Karenanya termasuk perbuatan menghamburkan harta untuk hal yg tidak bermanfaat. Walau sebenarnya setiap rupiah yang kita belanjakan akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah Ta’alaa. Selain itu, membakar dan membunyikan petasan dapat juga menganggu orang lain yang pastinya juga diharamkan terlebih waktu bulan Ramadhan saat kebanyakan manusia tengah khusyuk dalam beribadah. 

Penutup 

Semoga Allah menunjuki kita pada sikap terbaik dalam menyambut bln. berkah. Lalu memberikan taufiq pada kita untuk dapat memakmurkan Ramadhan dengan semestinya sehingga waktu keluar darinya terampuni semua dosa-dosa kita. Aamiin!! (PurWD/voa-islam. com) 
Disadur dan diringkas dari tulisan Ust. Abu Raidah, " Kesalahan Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan. " 

Sumber : Voa-Islam. com

Subscribe to receive free email updates: