Wahai Para Istri! Jika Suami Anda Berkata Seperti Ini, Dialah Suami Terbaik!

>

Sepasang suami-istri terkenal sebagai pasangan yang paling cocok. Perlambang cinta sejati, kerukunan penuh kedamaian, dan kasih yang abadi. Mesra. Selalu bersama. Kompak. Saling melengkapi. Serta, membuat iri siapa juga yang menyaksikannya. 

Padahal, sepasang suami-istri ini mempunyai kepribadian yang jauh berbeda. Sang suami terkenal sebagai orang diam, santai, tidak panik, walau terkesan remeh serta apatis. Demikian sebaliknya, sang istri adalah pribadi yang banyak bicara, terburu-buru, tergesa, sampai ternilai mudah marah dan reaktif untuk persoalan sekecil dan seremeh apapun. 

Satu hari, keduanya melakukan perjalanan laut. Tujuannya berbahagia dan menikmati kebersamaan, rupanya mereka merasakan ujian berat di dalam samudra. Angin. Hujan lebat. Guntur. Petir. Membadai. Kapal yang mereka tumpangi juga bergejolak, semua penumpangnya panik. 

Terlebih sang istri, gulana dan kacaunya hati wanita ini memuncak. Ia lari kesana ke mari, mengupayakan beragam jenis penyelamatan, dan sibuk tiada banding. Marahnya bertambah-tambah saat dirinya merasakan sang suami di sebuah sudut. 

Laki-laki pujaan jiwanya itu berlaku santai, easy going, tiada kuatir atau cemas, wajahnya datar. Biasa-biasa saja. Melihat fenomena ganjil ini, sang istri juga mengambil sebilah pisau. Didekatilah sang suami, lalu ditodongkan padanya, “Apakah kamu tidak takut dengan pisau ini? ” 

“Tidak, ” jawab sang suami santai. 

“Apa alasannya? ” lanjut sang istri. 

“Sebab, saya begitu mengerti siapa istriku. Dia tidak mungkin melukai orang yang dia cintai, dan orang itu juga mencintainya. ” 

Waktu istrinya terkesima di dalam cuaca yang semakin berkecamuk, sang suami berkata lembut, “Maka, aku tidak khawatir dengan badai yang tengah terjadi. Sebab semuanya peristiwa ada dalam Kuasa-Nya, dan aku juga mencintai-Nya dengan iman yang terjaga. Jadi, buat apa aku terbitkan khawatir yang akan semakin mengacaukan suasana? ” 

Seperti berikut seharusnya keadaan rumah tangga. Waktu sang istri panik, suami kudu jadi sosok pertama yang menentramkan. Demikian sebaliknya, ketika sang suami mengalami tekanan fisik dan psikis dalam banyak soalan, termasuk juga pekerjaan, seorang istri yang baik harus jadi orang pertama dalam meredakan emosi, menghibur jiwa, dan memberi obat dengan selalu mendekatkan diri pada Allah Ta’ala. 

Bila Anda tengah alami satu kecamuk jiwa, dan suami Anda berlaku seperti ini atau sejenisnya, yakinlah kalau dia adalah suami terbaik yang diturunkan dari langit-Nya. 

Wallahu a’lam. Keluargacinta

Subscribe to receive free email updates: