Karena Mereka Tidak Mengemis, Tak Perlulah Menawar Habis-habisan Barang yang Mereka Jual

>
Topik 7 - Ketika sedang berjalan-jalan, pernakah kamu bertemu pedagang kaki lima atau asongan yang menjual dagangan mereka? Mungkin, waktu kamu kehausan di dalam macet ada seorang penjual minuman keliling yang menjual dagangannya dibawah terik matahari. Kamu juga bermaksud membelinya untuk sebatas membasahi tenggorokan. Tetapi, menurutmu harga yang di tawarkan begitu mahal. Kamu juga menawar, namun karena harga tidak kunjung turun kamu tidak jadi membeli. 


Di segi lain, kamu demikian sering jajan di minimarket, mengambil barang yang ingin kamu beli tanpa perlu menawar waktu akan membayar ke kasir. 

Begitulah kira-kira pesan yang ingin di sampaikan satu video berjudul 'This Poor Coconut Seller was Insulted by a Rich Man'. Video berbahasa Hindi yang diupload Varun Pruthi ini cukup viral didunia maya dan berhasil menghimpun 800. 000 views dan selalu bertambah. 

Kisah mengenai seorang penjual kelapa muda yang dihina oleh seseorang lelaki kaya.  ini bukanlah menceritakan tentang kisah Mahabarata atau Ramayana, seperti beberapa cerita India yang sering kamu tonton di monitor kaca Indonesia. Tidak ada tari-tarian. Pokoknya, jauh dari streotip cerita India yang sering dijejalkan di Indonesia. 

Walau bukan drama percintaan, drama dalam video ini juga cukup menyentuh. Bercerita tentang seorang penjual kelapa muda di tepi jalan yang melakukan tugasnya sebagai penjual. Tiba-tiba, seorang pria turun dari mobil serta menghampiri penjual kelapa muda. Pria itu bertanya berapa harga satu kelapa muda dan pedagang itu menjawabnya. Pria itu terkejut dengan harga yang diberikan serta lalu menawarnya, namun pedagang itu menolak. 

 “Pak, saya seharian berdiri disini dibawah sinar matahari ” begitu kira-kira yang disampaikan pedagang itu dengan sopan. 

Yang terjadi, pria itu jadi memaki pedagang itu dan menyebutnya perampok. Pria itu lalu pergi meninggalkan pedagang yang hanya dapat berlapang dada dihina seperti itu. Tidak sebagian lama, pria itu kembali melalui sambil membawa sebotol minuman. Pedagang kelapa muda itu juga bertanya berapakah harga minuman itu. 

Yang ternyata harga nya sama dengan harga kelapa muda yang di tawarkan penjual itu. Lalu penjual itu bertanya kembali berapakah harga yang ditawar oleh pria itu. Pria itu terkejut serta berkata kalau ini yaitu minuman bermerek mustahil ditawar. 

 “Untuk minuman bermerek kamu tidak menawar, untuk pedagang miskin kamu menawar, ” tutur pedagang itu. 

Di sekeliling kita juga, ada banyak pedagang kecil yang mungkin sering kita perlakukan tidak adil. 
 “Bapaknya ingin naik haji kalik nih. Saat kacang rebus saja lima ribu! ” 

Sesaat kita biasa merasakan barang sama di cafe, mall, atau restaurant dengan harga yang lebih mahal berkali-kali lipat dari harga yang didapatkan pedagang itu. Namun, tidak sedikit juga kita terasa kemahalan atas harga yang di tawarkan. Mungkin kita akan menjawab, “Ya sudah pasti, karena di tempat-tempat itu ada pajak, sewa tempat, serta beberapa hal yang dibebankan pada pembeli. ” 

Yang kita tidak paham, pedagang kecil di sekitar kita mesti bangun lebih pagi untuk mempersiapkan dagangan, pulang lebih larut supaya dagangannya habis serta tak tersisa. Ada cost ‘keamanan’ yang mungkin saja harus mereka mengeluarkan waktu berjualan di jalan. Seringkali, mereka harus mempertaruhkan keselamatan diri mereka untuk berjualan di dalam jalan atau naik turun bus kota dalam keadaan berjalan. 


Mereka bukan peminta-minta, mereka hanya ingin mencari nafkah dengan cara yang halal. 

Mereka tidak ingin dikasihani. Mereka juga bukanlah meminta sedekah. Yang mereka kehendaki yaitu kita membeli yang mereka jual dengan ikhlas. Terkadang seringkali kan kita menjumpai pedagang seperti ini yang telah lansia. Mereka tetaplah dengan gigih menjual barang dagangannya dengan sopan. Dengan terbatasnya ekonomi itu, mereka tetaplah berjuang mencari rejeki dan bukan hanya berpangku tangan mengharapkan bantuan. Mereka bekerja mencari nafkah dengan halal. 

Seharusnya, kehadiran mereka dapat jadi semangat untuk kita yang masih berusia muda. Dengan pendidikan yang lebih dan nasib yang jauh lebih mujur dari pada mereka, kita harus lebih semangat dan optimis menghadapi hidup. 
 Bila kebetulan kamu bertemu mereka di jalan, cari alasan untuk membeli dagangan mereka. 
Hipwee

Subscribe to receive free email updates: