>
Ketidak seimbangan populasi manusia pada lelaki dan wanita yang terjadi di negara Rusia belakangan ini memuncul wacana untuk melegalkan pernikahan poligami atau memiliki dua pasangan wanita atau istri di Rusia.
Ditulis PikiranMerdeka, Anggota parlemen Rusia, Vladimir Zhirinovsky adalah orang yang pertama kali mengusulkan ada Poligami di legalkan di Rusia. Untuk menghadapi ketidak seimbangan yang terjadi, bahkan gagasan ini sudah dikemukakan juga oleh perdana mentri Rusia, Dmitry Medvedev.
Menurut Vladimir yang juga ketua Partai Demokrasi Liberal Rusia, wacana tentang poligami sendiri mempunyai tujuan untuk meningkatkan angka kelahiran. Karena sekarang ini Rusia tengah menghadapi minimnya hitungan kelahiran bayi, karena biaya hidup yang sangat tinggi maka masyarakatnya lebih memilih mempunyai satu anak saja.
Bahkan untuk memberikan apresiasi Vladimir Zhirinovsky menyarankan pada pemerintah Rusia untuk memberikan hadiah pada keluarga yang mau melahirkan dua anak atau mau mempunyai dua anak yang aman. Saat melahirkan anak pertama akan mendapatkan hadiah 100. 000 Rubel atau setara dengan 30 juta Rupiah dan untuk menghadiahi kelahiran anak ke-2 Vladimir mengharapkan pemerintah dapat memberikan hadiah sebesar 300. 000 Rubel atau setara dengan 90 Juta Rupiah.
Tetapi rupanya wacana Poligami yang digagas oleh Vladimir Zhirinovsky sampai saat ini belum juga teralisasi saat ini Rusia masih memberlakukan pernikahan Monogami (satu suami dan satu istri) serta tidak tahu apakah Rusia akan benar – benar memperlakukan Poligami sebagai aturan atau tidak.
Tetapi kabarnya banyak para warga Rusia yang saat ini tengah diam – diam memiliki dua istri atau menjalankan Poligami, karena takut di ketahui Pemeritah banyak warga yang diam – diam dan berharap kebijakan Poligami benar – benar dilegalkan oleh Pemerintah.
Akibat dari tidak dilegalkannya Poligami di Rusia ini kini banyak wanita Rusia yg tidak mempunyai suami dan bahkan kini banyak wanita Rusia yang justru mencari pria dari negara lain seperti Zhainan, Thailand dan juga Warna negara Taiwan, dan lain-lain.[ pikiranmerdeka]