>
BAGI scenester punk/hardcore era 90-an akhir, nama THE FORTY’S ACCIDENT sudah tidak asing ditelinga mereka, terutama di Surabaya. Mereka termasuk band hardcorepunk yang cukup di kenal dan produktif dalam menghasilkan album. Band ini memanglah sempat bubar pada th. 2000, namun kemudian terbentuk kembali pada th. 2009 dengan formasi yang baru.
Dulu, band ini dimotori oleh 5 orang, yang 2 diantaranya yaitu kakak-adik, yakni Jack dan Aik. Jack waktu itu mengisi posisi vokal, sedangkan Aik sebagai gitaris. Sejak th. 1997 sampai 2000, mereka sudah merilis 2 full album dan 1 EP berbentuk kaset, dan ikut dalam berbagai kompilasi.
Secara ideologis, band ini awalnya mengusung pemikiran anarkisme. Lirik lagu mereka makin hari menjadi lebih politis dan militan. Tetapi ketika mereka terbentuk kembali pada th. 2009 lalu, pemikiran yang diusung oleh band hardcorepunk ini berubah 180 derajat. Mereka saat ini lebih banyak bicara mengenai nilai-nilai Islam, terutama dalam ranah amar ma’ruh nahi munkar.
Mengapa mereka berubah sampai sedemikian rupa? Ternyata ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, karena kakak-adik Jack dan Aik pada bebrapa th. 2000an awal mulai menyukai ceramah-ceramah Aa Gym.
“Saya dulu suka sekali beli kaset ceramahnya Aa Gym. Kami putar berulang-ulang sampai hafal isinya. Hehehe, ” kata Aik.
“Satu hal yang membuat saya berubah, dari ceramah Aa Gym, dia mengajak kita untuk terus menerus mengoreksi diri kita lebih dulu daripada mengoreksi orang lain. Nah, ini yang sejak dulu
tidak saya pikirkan. Saya pikir bila ada ketida kadilan di masyarakat itu berarti pemerintahnya tentu yang tidak bener. Namun sejak itu saya mikirnya beda. Saya jadi sadar bila diri saya sendiri juga masih sering tidak bener, kok nyalahin orang lain, ” lanjutnya.
Kedua, THE FORTY’S ACCIDENT berubah drastis jadi sangat Islami karena dampak dari wafatnya Jack pada th. 2007 lalu, saat tidur malam. Saat itu, Jack sudah hijrah sepenuhnya, dan jadi aktivis dakwah. Siang malamnya diisi dengan kesibukan yang memperdalam ilmu agama sekalian membuat gerakan-gerakan dakwah lokal. Untuk Aik, adiknya, meninggalnya sang kakak adalah pelajaran berharga bahwa hidup ini harus bertujuan pada akhirat.
Sejak itu, Aik bertekad untuk mengikuti jejak Jack.
“Setelah kakak saya wafat, saya masuk ke kamar tidurnya. Saya baca-baca buku peninggalan dia. Ternyata mayoritas buku-buku Islam! Saya bilang ke ibu untuk merawat buku-buku itu. Sejak itu saya jadi gila buku. Saya mengikuti semangat belajar yang selama ini dilakukan kakak saya, ” kata Aik.
Sejak th. 2009, formasi THE FORTY’S ACCIDENT berubah. Aik kini mengisi posisi vokal. Lalu 3 personel yang lain adalah teman-teman baik Jack waktu masih hidup. Mereka orang-orang yang hanif dan sama-sama ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.
Dari formasi itu, THE FORTY’S ACCIDENT menghasilkan 2 album baru. Diantaranya “Against The Stream” (2010) dan “Between Regret and Hope” (2013). Ke-2 album itu dirilis dalam label Ghuraba Records, sebagaimana band-band lain seperti band melodic-punk KETAPEL JIHAD dan rapper SALAMEH HAMZAH.
Bila ditanya mengapa Aik masih memilih untuk berdakwah melalui musik, dia menjawab “Musik itu hanya alat. Buat mengirim pesan-pesan dakwah kami ke teman-teman kami yang masih belum tergerak untuk berhijrah. Bila mereka diajakin pengajian jelas nggak mau. Makanya kami pakai musik hardcorepunk. Mereka baru dapat memahami bila pakai bahasa musik. ”
Sumber : punkmuslim. org