Ada Titik Sombong Dalam Dirimu, Maka Hanguslah Ibadahmu Selama 70 Tahun

>
Dunia ini di umpamakan ladang dimana kita menanam. Apapun yang kita tanam saat ini, jadi kita akan menuainya satu saat kelak. Bila kita menanam kebaikan jadi di akhirat nanti kita bakal peroleh kebaikan juga. Apabila kita menanam keburukan jadi di akhirat kita bakal peroleh siksaan. 

Sombongmu Akan Menghapus Amal Selama 70 Tahun 


Semua yang kita punyai yaitu milik Allah jadi kita tidak punya hak atas itu. Bahkan kita juga akan kembali pada-Nya. Allah yaitu Maha Kuasa dan Maha Segalanya sampai tidak layak untuk kita menyombongkan yang bukan milik kita. Sombongmu akan menghapus amalnya selama 70 th. hingga semua itu akan jadi percuma. 

Nyaris tiap tiap orang takut untuk mati. Bahkan juga mereka menghendaki hidup bukan sekedar satu kali. Walaupun itu, setiap orang tentu ingin masuk dalam surga karena ingin rasakan kesenangan yang luar biasa dari Allah. Oleh karenanya, tanamlah kebaikan agar kita memetik kebaikan juga. 

Tidak mudah untuk kita masuk dalam surga. Tak ada keburukan yang ada di dalam surga. Kesombongan, bangga, fitnah, iri hati, hasut, dan perilaku buruk yang lain tak kan kita peroleh di dalam surga. 
Gambar di ambil dari viva

Berlainan dengan neraka. Di dalamnya terdapat beberapa kesengsaraan dan kepedihan yang bakal dirasa oleh penghuni neraka. Penghuni tempat ini yakni orang yang sombong, seringkali memfitnah, berbohong, iri hati, dan perbuatan dosa yang lain. 

Bila di dunia kita melakukan perbuatan dosa itu, maka jangan sampai berangan-angan untuk masuk dalam surga. Instropeksi dirilah perihal apa sajakah yang telah kita lakukan selama ini. Apakah yang kita kerjakan selama ini sudah sesuai dengan ajaran Islam. Tanamlah bibit yang baik supaya kita memperoleh kebaikan juga. Berikut hadits perihal sombong. Rasulullah pernah bersabda bila seorang tidak akan masuk surga apabila ia mempunyai rasa sombong, walaupun sekecil biji sawi. 

Satu hari, ada ulama besar yang ahli dalam mengetahui isi hati seorang. Ia bertemu dengan beberapa ulama besar yang lain. Semua ulama disambut dengan baik dan dipersilahkan untuk masuk. Tetapi ada satu ulama yg tak dipersilahkan masuk dan dibiarkan saja di luar rumah. Sesudah semua ulama itu pulang, tibalah waktunya satu ulama tadi di panggil. Namun sang ahli isi hati itu hanya diam tanpa menghiraukan ulama tadi. Hingga pada akhirnya, ulama itu berani bicara pada sang pakar mengenai alasannya ia mendiamkan sang ulama. 

Selanjutnya, sang pakar menjawab bila ia tidak punya maksud mendiamkannya atau bahkan juga sombong terhadapnya. Tetapi ia telah diberi tahu oleh Allah mengenai keadaan yang sesungguhnya sang ulama. Oleh karenanya, ia ingin bicara empat mata dengannya saja. 

Sang ahli itu juga menyampaikan apabila ia memahami bila sang ulama itu yaitu seorang ulama yang sudah besar, mempunyai santri ribuan, terkenal di penjuru negeri, orasi-orasi yang bisa memicu semangat berjuang, bahkan ia juga paham apabila sang ulama yaitu ahli beribadah, sholat, berpuasa, dan sering membantu para fakir miskin. Inilah tanda-tanda orang sombong menurut Islam. 

Tetapi sang ahli itu berkata apabila ladang di dalam hatinya itu tandus. Saat sang ulama menjadi kyai, ia juga bangga, saat banyak orang yang menyanjungnya, ia juga bangga. Rasa bangga inilah yang kemudian menghapuskan semua amalan yang pernah ia kerjakan. Sombong dalam Al-Qur’an adalah larangan yang tegas lantaran bisa mengantarkan kita pada neraka. 

Sang ahli itu mengingatkan bila Rasulullah saja tidak pernah menyombongkan diri walau sudah dijamin masuk surga. 

Sumber : www. kumpulan misteri. com

Subscribe to receive free email updates: